Menristek Dukung Produksi Sirine Deteksi Dini Tsunami
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Prof Dr Gusti Muhammad Hatta MS, mendukung produksi massal alat sirine deteksi peringatan dini tsunami hasil buatan lokal masyrakat Bantul. Hal itu ditegaskan Menristek saat menerima rumusan konsep Standar Nasional Indonesia tentang sirine peringatan dini tsunami yang diserahkan oleh Bupati Bantul Sri Suryawidati, di Hotel Plaza Ambarukmo. Menristek secara langsung mengapresiasi hasil teknologi lokal yang diinisiasi oleh Pemerintah kabupaten Bantul yang menurutnya patut ditiru oleh daerah lain. Pasalnya presiden telah mengintruksikan agar masing-masing kepala daerah yang memiliki area garis pantai untuk memasang sistem peringatan dini bencana tsunami. Disebutkan, Indonesia memiliki garis pantai dengan panjang 104 ribu kilometer. Menurutnya, hampir separuhnya memiliki potensi tsunami. Jadi, dibutuhkan 110 ribu alat sirine yang dipasang setiap panjang pantai 200 meter. ''Kami butuh banyak sekali. Jika satu alat ini harganya Rp 20 juta berarti kita butuh dana Rp 2,2 triliun untuk 110 ribu unit,'' ungkapnya. Selain dibuat oleh masyrakat lokal, katanya, komponen alat itu juga diambil dari bahan lokal sehingga bisa dikerjakan dengan mudah tanpa ketergantungan dengan negara luar. ''Alat ini komponennya dari bahan lokal. Jadi kami tidak usah minta diajari luar negeri,'' imbuhnya. Bupati Bantul mengatakan, pasca bencana gempa bumi tahun 2006 di Bantul dan rentetan gempa telah menelan koban tidak hanya korban jiwa namun juga korban materi. Dari bencana tersebut pemerintah dan masyarakat semakin sadar bahwa bencana selalu saja mengancam. ''Bencana ini pula yang mendorong kreasi dan inovasi pemerintah dan masyarakat agar bisa mengurangi risiko bencana dengan cara membuat alat peringatan dini tsunami,'' katanya. Sumber:suaramerdeka.com
DETEKSI TSUNAMI MEMBUAT ALARM DETEKSI TSUNAMI ALARM OTOMATIS